• Posted by : TRIXIE FEDORA IMA GULO - A1C118077 Thursday, February 13, 2020

    LAPORAN PRAKTIKUM
    KIMIA ORGANIK I




    DISUSUN OLEH :
    NAMA           :     TRIXIE FEDORA IMA GULO
    NIM                :     A1C118077
    KELAS          :     REGULER A 2018


    DOSEN PENGAMPU :
    Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
    UNIVERSITAS JAMBI
    2020



    VIII.MANFAAT
    Adapun dilakukannya suatu praktikum ini agar :
    a.       Agar dapat memahami perbedaan titik leleh antara senyawa yang satu dengan yang lainnya
    b.      Untuk dapat mempelajari dan mempraktikkan tahapan kalibrasi thermometer
    c.       Untuk dapat membedakan titik leleh senyawa murni dan senyawa tidak murni
    d.      Agar dapat berpikir kreatif dalam melakukan praktikum

    IX. PROSEDUR
    Untuk prosedur tahapan praktikum ini dapat anda lihat di link berikut ini : https://trixieschemsdiary.blogspot.com/2020/02/jurnal-kalibrasi-termometer-dan.html?m=1

      X.DATA PENGAMATAN

    A.  KALIBRASI TERMOMETER
    NO.
    PERLAKUAN
    HASIL PENGAMATAN
    1.
    Bubuk + Air (250 mL) 2/5 bagian volume
    Mencair dan tercampur dengan air
    2.
    Dimasukan termometer dan disumbat dibagian mulut labu
    Suhu 00C
    3.
    Diulang percobaan
    Batas suhu didapatkan 00C
    4.
    2/5 bagian erlenmeyer diisi air

    5.
    Dimasukkan termometer 1 cm diatas permukaan
    Suhu Awal didpatkan 230C
    6.
    Dipanaskan
    Suhu berubah menjadi 1000C

    B.  PENENTUAN TITIK LELEH
    NO
    CAMPURAN 2 SENYAWA
    Senyawa Murni
    1 : 1
    1 : 3
    3 : 1
    T1
    T2
    T1
    T2
    T1
    T2
    T1
    T2

    1.
    Naftalen
    780C
    840C


    Naftalen + Glukosa

    1000C
    1480C
    1480C
    1550C
    1300C
    1460C
    2.
    Glukosa
    1200C
    1400C


    Glukosa +
    β – Naftol

    1300C
    1400C
    1460C
    1500C
    1380C
    1490C
    3.
    β – Naftol
    1050C
    1150C


    β – Naftol + Asam Benzoat

    880C
    920C
    900C
    1030C
    850C
    1200C
    4.
    Asam Benzoat
    980C
    1400C


    Asam Benzoat + Maltosa

    1100C
    1200C
    1000C
    1550C
    970C
    1350C
    5.
    Maltosa
    1050C
    1070C


    Maltosa + Naftalen

    1200C
    1220C
    1100C
    1140C
    1130C
    1150C


















    C.  DEMONSTRASI TITIK LELEH DENGAN MPA (Melting Point Apparatus)
    NO
    NAMA SENYAWA
    T1
    T2
    1.
    Naftalen
    850C
    1000C
    2.
    Glukosa
    160,720C
    1800C
    3.
    β – Naftol
    900C
    1020C
    4.
    Asam Benzoat
    1150C
    1200C
    5.
    Maltosa
    900C
    1020C

    Nb :    
    ·         T1 : Suhu Tepat Meleleh
    ·         T2 : Suhu Meleleh Seluruhnya
    ·         Bagian B dilakukan secara manual
    ·         Bagian C dilakukan dengan menggunakan alat Melting Point Apparatus (MPA)

    XI. PEMBAHASAN
    Pada praktikum ini dilakukan percobaan kalibrasi termometer dan penentuan kelas kelarutan suatu senyawa.
    A.KALIBRASI TERMOMETER
    Percobaan pertama yang dilakukan adalah mengalibrasi suatu termometer. Tahapan awal ini sangatlah penting, karena ketika kita tidak mengalibrasi termometer, maka sumber data yang kita olah patut dipertanyakan apakah akurat atau tidak. Didalam hal ini termometer yang digunakan adalah termometer untuk mengukur suatu zat cair. Termometer yang dipakai oleh kelompok 2 adalah termometer alkohol, kita dapat mengidentifikasi jenis termometer melalui cairan zat pada termometer, umumnya jika menggunakan alkohol warnanya merah, dan menggunakan raksa warnanya putih keperakan. Termometer yang lebih direkomendasikan adalah termometer raksa, namun untuk tampilan mudah dibaca sebaiknya menggunakan termometer alkohol.
    Pengkalibrasian termometer ini dilalui dengan dua tahap yaitu dengan menggunakan air mendidih dan menggunakan air es. Tahapan awal yang dilakukan adalah menggunakan air es, yaitu dengan cara mencampurkan air dan es secara homogen, dengan mengaduk rata agar suhunya merata sepenuhnya. Tahap selanjutnya adalah dengan cara menggunakan air mendidih yang dipanaskan diatas water bath namun dilakukan 1 cm diatas permukaan air, hal ini tentunya agar termometer benar-benar diuji untuk mencapai titik 1000C dengan keadaan sensitifitas tinggi yaitu mengambang diatas udara ketimbang termometer berada didalam air panas secara langsung. Kesimpulan dari dilakukannya kalibrasi termometer ini adalah memastikan apakah termometer dapat bekerja dengan baik dalam suhu rendah maupun tinggi.

    B.PENENTUAN TITIK LELEH
    Pada penentuan titik leleh ini, dilakukan dengan membandingkan berbagai macam senyawa naftalen, glukosa, β – Naftol, Asam Benzoat, dan Maltosa. Dengan menggunakan senyawa yang berbeda diharapkan kita dapat berpikir kritis perbedaan diantara senyawa-senyawa tersebut. Berdasarkan literatur bahwa naftalen memiliki titik leleh pada suhu 2180C, titik leleh glukosa pada suhu 1460C, titik leleh β – Naftol 120-1220C, Asam Benzoat pada suhu 122, 30C, dan Maltosa titik lelehnya pada suhu 1020C.
    Pada pengujian titik leleh Naftalen dengan manual menggunakan pemanasnya Minyak didapatkan suhu tepat meleleh sebesar 780C dan suhu meleleh seluruhnya 840C, berbanding terbalik dengan literatur yang mengatakan bahwa dapat meleleh dengan kondisi suhu 1460C, namun tidak menutup kemungkinan bahwa karena sifat yang dimiliki oleh Naftalen itu sendiri mudah menguap ataupun terbakar dalam kondisi apapun. Sedangkan dengan yang lainnya mendapatkan nilai yang normal dan tidak jauh berbeda dari suhu literatur. Berbagai faktor dapat terjadi semata bukan karena satu sifat, namun ada berbagai macam pertimbangan kejadian titik leleh itu dapat terjadi.
    Untuk perbandingan senyawa campuran yang bernilai 1:1, 1:3, dan 3 :1. Untuk senyawa pertama yang dilakukan adalah membandingkan senyawa naftalen den glukosa dari perbandingan 1:1, 1:3, dan 3 : 1. Secara keseluruhan terlihat bahwa suhu tepat meleleh pada senyawa murni terlihat lebih rendah ketimbang suhu tetap meleleh pada perbandingan 1:1, 1:3, dan 3:1 sama halnya juga dengan suhu tepat meleleh seluruhnya kondisinya suhu perbandingan lebih tinggi ketimbang suhu senyawa murni.
    Sama dengan senyawa glukosa dengan β – Naftol yang memiliki titik tepat meleleh secara keseluruhan lebih tinggi ketimbang senyawa murni dan tepat meleleh keseluruhan dari senyawa perbandingan lebih tinggi daripada senyawa murni.
    Semua fenomena ini terjadi pada campuran senyawa antara naftalen dengan glukosa, glukosa dengan β – Naftol, Asam Benzoat dengan maltosa, dan maltosa dengan naftalen terkecuali β – Naftol dengan asam benzoat, kejadiannya sangatlah berbeda karena yang dimana senyawa murni memiliki titik tepat leleh beserta titik tepat leleh seluruhnya lebih tinggi dibandingan dengan senyawa campuran (perbandingan).
    Kondisi fenomena ini dapat terjadi bergantung faktor yang memengaruhinya, misalnya ketika dilakukan tapping atau pemadatan senyawa, senyawa tidak benar-benar pada sehingga menimbulkan rentang lebur senyawa yang tidak tepat dan hal ini juga dapat berhubungan dengan adanya zat pengotor yang turut serta terlibat sehingga saat perubahan atau pengalihan panas terjadi menjadi tidak memadai.

    C.DEMONSTRASI TITIK LELEH DENGAN MPA ( MELTING POINT APPARATUS )
    Penggunaan alat Melting Point Apparatus atau yang dapat disingkat dengan MPA adalah alat yang digunakan untuk mengetahui titik leleh suatu senyawa namun dilakukan secara akurat dan tepat. Dan penggunaan alat ini lebih efisien karena akan memperlihatkan dengan pasti bagaimana titik leleh terjadi dengan peningkatan suhu yang langsung tepat ditampilkan, ketimbang dengan menggunakan termometer yang memiliki batasan skala yang rendah.

    XII.  PERTANYAAN PASCA PRAKTIK
    1.      Kita dapat mengetahui bahwa adanya perbedaan varian titik tepat leleh terhadap diantara senyawa yang berbeda, Mengapa ada terjadi perbedaan varian titik tepat leleh tersebut, jelaskan faktor penyebabnya!
    2.      Pada saat pemanasan dengan menggunakan alat Melting Point Apparatus, tampak senyawa pada pipa kapiler terdapat gelembung-gelembung kecil. Mengapa fenomena tersebut dapat terjadi dan gelem ung yang timbul itu berasal darimana?
    3.      Mengapa sangat disarankan untuk melakukan pemanasan pada penentuan titik leleh menggunakan minyak?

    XIII. KESIMPULAN
    1.      Pada praktikum ini memiliki prinsip yang mendasar yaitu penentuan titik leleh dimulai dari proses meleleh awal, perubahan bentukan padatan kecair dan ketepatan secara keseluruhan senyawa itu meleleh.
    2.      Kalibrasi termometer berfungsi untuk memastikan apakah termometer layak digunakan dan memiliki respon yang sesuai dalam pengukuran suatu suhu.
    3.      Titik leleh senyawa murni memiliki nilai yang lebih besar ketimbangan dari campuran. Namun pada praktikum dilihat ada yang menyimpang hal ini dapat disebabkan oleh zat pengotor ataupun proses tapping tidak benar dilakukan dengan teliti.

    XIV. DAFTAR PUSTAKA
    Keenan. 1991. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
    LIPI. 2008. Pelatihan dan Teknik Pengukuran Masa. Bandung :UPT Balai Pengembangan Instrumentasi.
    Subeno, E. 2009. Ketidakpastian Pengukuran.Semarang : Balai Metrologi Semarang.
    Tim Kimia Organik I. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi.

    XV.  LAMPIRAN GAMBAR
     PROSES KALIBRASI TERMOMETER MENGGUNAKAN AIR MENDIDIH
     PROSES PENENTUAN TITIK LELEH SENYAWA MURNI TEKNIK MANUAL
     TAMPILAN DIDALAM PROSES PENENTUAN TITIK LELEH MENGGUNAKAN PELARUT MINYAK
     TAMPAK SENYAWA PADA ALAT MELTING POINT APPARATUS
     PENGUKURAN LETAK TERMOMETER SAAT PENGALIBRASIAN MENGGUNAKAN AIR ES



    Untuk video praktikum dapat dilihat disini : https://youtu.be/yDcPKrQo9pY

    { 5 comments... read them below or Comment }

    1. This comment has been removed by the author.

      ReplyDelete
    2. Assalamualaikum, hai trixie. Saya Cici Indah Septiana (A1C118069) akan menjawab pertanyaan nomor 3. Pada proses pemanasan yang disarankan adalah minyak goreng karena minyak goreng mempunyai titik didih yang sangat tinggi dan cocok untuk digunakan pada proses penentuan titik leleh dan dapat melelehkan senyawa murni ataupun campuran. Terima Kasih, Wassalamualaikum

      ReplyDelete
    3. This comment has been removed by the author.

      ReplyDelete
    4. Perkenalkan Nama saya Marta Febryza Manalu Rambe dengan NIM A1C118037 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Perbedaan titik leleh sampel tersebut tergantung oleh sifat sampel itu sendiri

      ReplyDelete
    5. Saya Paulina Erika Manurung dengan Nim A1c118062 akan membantu menjawab no 2,Itu terjadi karena ada nya reaksi antara senyawa dan suhu yg tinggi untuk mencapai tingkat leleh nya. Sehingga tampak gelembung. Yg brasal dri senyawa itu sendiri

      ReplyDelete

  • - Copyright © TRIXIE'S CHEMISTRY DIARY - Powered by Blogger - Designed by TRIXIE -