Posted by : TRIXIE FEDORA IMA GULO - A1C118077
Saturday, January 25, 2020
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
NAMA : TRIXIE FEDORA IMA GULO
NIM : A1C118077
KELAS : REGULER A 2018
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN I
I.
JUDUL : ANALISA
KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK
DAN
PENENTUAN KELAS KELARUTAN
II.
HARI/TANGGAL : Rabu, 29 Januari 2020
III.
TUJUAN : Adapun
tujuan dilakukan praktikum ini adalah :
1. Dapat memahami prinsip dasar dalam
analisis kualitatif dalam kimia organik.
2. Untuk mengetahui tahapan kerja
analisa yang dimulai dari unsur Karbon, Nitrogen, Belerang, Hidrogen, Halogen
dalam suatu senyawa organik dan penentuan senyawa kelas kelarutannya.
3.
Dapat mencoba senyawa unknown untuk dianalisis.
IV.
LANDASAN TEORI
Senyawa organik adalah merupakan senyawa yang terkandung
didalam organisme. Senyawa ini memiliki
susunan dan jumlah atom yang sangat bermacam-macam yang disetiap atomnya.
Masing-masing atom memiliki karbon sebagai unsur utama, dan teruntuk senyawa
hidrokarbon yang kurang akan digantikan dengan gugus fungsional (Sukmaria,
1999).
Analisis Organik Kualitatif adalah tahapan penelitian yang
bergerak untuk mengidentifikasi senyawa organik yang belum diketahui suatu
senyawanya. Guna mencapai keberhasilan analisis organik kualitatif tergantung
pada sifat kekhasan dari masing-masing senyawa terhadap pencampuran yang ada
yang disertai dengan tahapan pengolahan yang sistematis.
Zat-zat organik
merupakan komponen yang sangat penting bagi kelangsungan suatu makhluk hidup.
Keanekaragaman suatu unsur penyusun zat organik dapat menentukan sifat
kereaktifan dan peran dari masing-masing zat organik itu sendiri. Maka untuk
mengidentifikasi kandungan penyusun dari unsur pada senyawa organik dan
penentuan suatu kelarutan senyawa dapat memperlihatkan dengan jelas peran
senyawa yang menyusunnya. Perbedaan jenjang kelarutan suatu senyawa organik dalam
pelarut dapat meramalkan tendesi senyawa tersebut terhadap reaksinya dengan
senyawa lain (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).
Analisis unsur
senyawa organik dilakukan dengan cara seperti membakar suatu sampel yang
memiliki sejumlah massa dan karbon dioksida (CO2) bersama dengan air
(H2O) diperangkap bersamaan dengan obsorben yang tepat, dan hasil
dari peningkatan massa absorban diperhitungkan diakhir. Adanya peningkatan
massa tersebut berasal dari karbon dioksida dan air yang diserap. Metode ini
digunakan oleh Lavoiser kemudian
diperbarui agar semakin sempurna oleh Leibig.
Dalam metode modern langkah menentukan jumlah karbon (C) atau Karbon Dioksida
(CO2) dapat melalui kromotografi gas yang prinsipnya selalu tetap (Takeuchi,
2009).
Masing-masing
senyawa organik memiliki suatu sifat kelarutan khas merupakan identitas suatu
senyawa tersebut, yang terdiri dari jenis pelarut dan jumlah kelarutan suatu
senyawa. Berikut digambarkan didalam buku penuntun oleh Kamm berdasarkan sistematika klasifikasi dalam bentuk dan jenis
pelarutnya (Tim Kimia Organik I, 2020).
Solubilitas atau yang dikenal sebagai kelarutan adalah
kemampuan suatu zat kimia seperti zat terlarut (solute) dapat larut didalam
pelarut (solvent). Kedudukan kereaktifan kimia didalam molekul ini adalah gugus
fungsi. Untuk menentukan unsur penyusun suatu senyawa organik dapat dilakukan
analisis kualitatif kimia yang dapat turut serta juga dalam menentukan gugus
fungsi suatu senyawa (Fahrizal, 2014).
Oksigen merupakan unsur yang pada umumnya terkadung
pada senyawa organik. Kiat mendeteksi senyawa organik dapat menggunakan
pereaksi feroks (ion kompleks Fe3+) {[Fe(CNS)6]3-}. Senyawa yang mengandung
suatu oksigen, ketika kertas feroks ditetesi dengan senyawa sampel akan
menunjukan warna merah. Lain halnya dengan unsur Belerang, Nitrogen, dan
Halogen senyawa sampel terlebih dahulu dicampurkan dengan padatan logam natrium
yang dipanaskan menjadi ekstrak natrium. Prinsip kerja dari tahapan ini yaitu
mengubah unsur-unsur kovalen terkandung dalam zat organik menjadi garam
natrium. Senyawa Nitrogen bertemu Karbon menjadi Ion Sianida (CN-), belerang
berubah menjadi Sulfida (S2-) dan Halogen menjadi berbentuk Ion Halida (X-).
Kemudian untuk mendeteksi keberadaan belerang, ekstrak belerang sebelumnya
harus diasamkan dengan CH₃COOH
(Asam Asetat) yang dipanaskan (Kusumo, 2014).
V. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum “ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS
KELARUTAN” antara lain
5.1
Alat
1. Cawan
porselen
2. Bunsen
3. Tabung
reaksi pyrex
4. Sumbat
5. Pengalir
Gas
6. Pipet
Tetes
7. Kaki
Tiga
8. Kawat
Tembaga
9. Tabung
Reaksi Besar
10. Tabung
Reaksi Kecil
11. Gelas
Kimia 100 ml
5.2
Bahan
1.
Serbuk CuO 11. Na-nitroprosidat
2.
Gula 12. FeSO4
3.
Ca(OH)2 13. KF
4.
Air Suling 14. NaOH
5.
Kawat Tembaga 15. Asam Sulfat
6.
HNO3 16. H2SO4
7.
AgNO3 17. FeCl3
8.
Biji Logam 18. Pelarut Eter
9.
Asam
Asetat 19. HCl
10.
PB
Asetat 20. NaHCO3
VI. PROSEDUR KERJA
6.1. ANALISIS UNSUR
6.1.2. Halogen
Ø Tes
Beilstein
6.1.3. Metode Leburan dengan Natrium
a.Belerang
b.Nitrogen
c. Halogen
6.2.Penentuan Kelas Kelarutan
6.2.1. Kelarutan dalam air
6.2.2. Kelarutan dalam eter
6.2.3. Kelarutan dalam NaOH 5%
6.2.4. Kelarutan dalam NaHCO3 5%
6.2.5. Kelarutan dalam HCl
6.2.6. Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
6.2.7. Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
Baiklah, mari saksikan video berikut mengenai praktikum "Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik Dan Penentuan Kelas Kelarutan"
1. Mempersiapkan Ekstrak Lassaigne (tahap awal)
2. Mendeteksi Suatu Senyawa Halogen dalam Zat Organik
Nah, setelah membaca jurnal yang telah saya tulis dan telah menonton video yang telah disajikan, maka saya akan mengajukan pertanyaan kepada Saudara/saudari :
1. Mengapa pada saat pencampuran ekstrak Lassaigne dengan CS2 , ekstrak Lassaigne posisi nya berada dibawah CS2 ? Jelaskan penyebab posisi Lassaigne berada dibawah! (Video Kedua)
2. Mengapa dalam membuat ekstrak Lassaigne harus menggunakan logam natrium yang berbentuk padatan dan dipotong menjadi kecil. mengapa tidak menggunakan natrium yang lain seperti berbentuk kristal padatan? Jelaskan! (Video Pertama)
3. Mengapa Logam Natrium sebelum dimasukkan kedalam tabung reaksi harus dikeringkan menggunakan kertas saring, dan seberapa pentingnya tahapan tersebut?Jelaskan! (Video Pertama)
TERIMA KASIH :)
TERIMA KASIH :)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
ReplyDeletePerkenalkan saya Nisa Aprylina NIM A1C118044 Reguler A 2018 akan menjawab pertanyaan no 3.
Logam natrium merupakan logam yang mengandung cairan ekstraselular (extracellular fluid, ECF). Maka dari itu sebelum Logam Natrium dimasukkan kedalam tabung reaksi harus dikeringkan menggunakan kertas saring karena ketika dikeringkan dengan kertas saring air yang terkandung dalam Logam Natrium berupa ekstraselular akan hilang, ketika air itu hilang maka konsentrasi logam Natrium akan meningkat. Maka pada saat kita melakukan percobaan logam natrium sudah memiliki konsentrasi yang tinggi. Proses ini sangat penting karena pada saat percobaan membutuhkan Logam natrium berkonsentrasi yang tinggi.
terima kasih
Assalamualaikum, perkenalkan saya Isnaini Puji Rahayu NIM A1C118020 Kelas Reguler A 2018. Saya akan menjawab pertanyaan no 2. Menurut saya, penggunaan natrium yang berukuran kecil bertujuan agar reaksi yang terjadi tidak terlalu berbahaya bagi praktikan . Selain itu, agar kandungan Na pada larutan Lassaigne tidak terlalu tinggi sehingga dapat diperoleh larutan Lassaigne yang tepat.
ReplyDeleteAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeletePerkenalkan nama saya Adriyan Wijaya putra
NIM A1C118035
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1
Menurut saya, alasan ekstrak lassaigne berada di bawah sedangkan larutan CS2 berada di bawah karena perbedaan densitas antara keduanya dimana CS2 memiliki densitas yang lebih kecil sehingga berada di atas nya. Mungkin itu yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat membantu menjawab permasalahan yang ada. Jika ada salah saat mohon maaf
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh